Aplikasi
Teori Konsep Matematika Anak Prasekolah
* Piaget
Pada teori Piaget menyebutkan bahwa ada 4 tahapan
perkembangan kognitif. Dalam tahapan praoperasional (usia 2-6 tahun) masih berfikir intuitif dan belum berfikir logis,
pada tahapan ini menjelaskan bahwa prosedur melakukan tindakan secara mental
terhadap obyek–obyek. Pada tahapan ini
anak belajar menggunakan dan merepresentasikan obyek dengan gambaran dan kata
–kata serta pemikiran yang masih egosentris.
Misalnya :
Anak dapat mengklasifikasikan benda – benda berdasarkan satu ciri (warna
dengan warna, bentuk dengan bentuk)
Sesuai dengan tujuan pendidikan matematika bahwa anak – anak berinteraksi
dengan benda – benda yang kongkret.
Pada tahapan operasional kongkret (usia 6-12 tahun)
sudah berfikir logis dan anak–anak pada tahapan ini
mengalami proses–proses yang penting, seperti;
v Pengurutan, kemampuan untuk mengurutkan obyek menurut
ukuran, bentuk atau ciri lainnya. Misalnya: bila diberi benda yang berbeda
ukuran, mereka akan mengurutkan benda dari yang paling besar sampai yang paling
kecil
v Klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya atau karakteristik lain,
termasuk bahwa serangkaian benda–benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam
rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa
animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
v Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek
dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Misalnya: anak tidak akan
lagi menganggap kaleng lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding kaleng
kecil dan tinggi.
v Reversibility, anak mulai memahami bahwa jumlah atau
benda–benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak
dapat dengan cepat menentukan bahwa 2 + 2 sama dengan 4, 4 – 2, jumlah
sebelumnya.
v Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari obyek
atau benda–benda tersebut. Misalnya: Bila anak diberi cangkir yang seukuran dan
isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan di gelas itu akan
tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Tahapan–tahapan ini sesuai dengan tujuan pendidikan tantang aplikasi dari
pengetahuan yang menjadi pengalaman bagi anak. Anak–anak mengaplikasikan
pengetahuan yang anak ketahui hingga menjadi pengalaman yang berarti baginya.
Anak mengenal konsep matematika sebagai mana anak berinteraksi dengan
benda–benda yang kongkret dan simbol–simbol matematika!
* Vygotsky
Teori Vigotsky tentang peran lingkungan dalam pembelajaran adalah suatu
acuan baginya untuk membuat 4 kerangka dasar yang menjadi prinsip dalam
memahami aspek psikologis dan pendidikan bagi anak.
4 prinsip dasar Vigotsky
- Anak membangun berbagai pengetahuan
- Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari kontak
sosial
- Belajar dapat menghasilkan perkembangan
- Bahasa memainkan peran sentral dalam perkembangan
mental
Dari kerangka dasar Vigotsky meiliki kaitan dengan tujuan pendidikan
matematika tentang konstruktivisme, dimana anak membangun berbagai
pengetahuannya sendiri.
Ada beberapa aktivitas yang disusun melalui teori
Vigotsky diantaranya: Membangun balok, pemetaan, penyusunan pola, permainan
dramatik, menyampaikan cerita dan penulisan jurnal. Aktivitas ini berkaitan
dengan tujuan pendidikan matematika tentang melukiskan kembali konsep
matematika sebagai mana mereka berinteraksi dengan benda–benda yang kongkret,
simbol–simbol matematika dan soal cerita! Serta aplikasi dari pengetahuan anak.
* Bruner*
Pada teori
belajar matematika bruner menyebutkan terdiri dari 4 teori, tapi yang sesuai
dengan AUD, hanya 3 teori:
- Teori konstruktif
Anak belajar dari pengetahuannya sendiri misalnya anak ingin menjumlah 1 +
2 =...
Guru merepresentasikan soal tersebut dalam bentuk cerita, 1 kambing masuk
ke kandang kemudian 2 kambing lagi masuk ke kandang, jadi ada berapa kambing
yang masuk ke kandang?
- Teori Notasi
- Teori Pengkontrasan dan keanekaragaman
Anak diajak untuk mengenal keanekaragaman dengan mengubah representatif
kongkret menjadi abstrak. Misalnya, anak disajikan benda – benda yang berbentuk
lingkaran seperti roda, bola dan gambar dengan pengenalan konsep lingkaran.
- Teori Pengait
Anak diajak untuk mengenal konsep geometri dan aljabar. Misalnya saja
mengenalkan aljabar melalui pola – pola yang berdasarkan bilangan.
Dari ketiga teori Burner yang dijabarkan tentu berkaitan
erat dengan tujuan pandidikan matematika, konstruktivisme. Aplikasi dari
pengetahuan yang menjadi pengalaman bagi anak. Menemukan penglalaman yang
berarti. Kembali konsep matematika sebagai mana mereka berinteraksi dengan
benda-benda yang kongkret, simbol–simbol matematika dan soal
cerita!
* Dienes*
Dienes
menuliskan 5 tingkatan teori dari
pemikiran matematikanya antara lain:
- Bermain bebas
anak bermain dengan mengeksplorasi sesuatu yang ada di sekitarnya,
misalnya: anak memutar – mutar bola dan buah jeruk sesuka hatinya dengan
melihat adanya perbedaan dari keduanya, meskipun bentuknya sama – sama bundar.
- Generalisasi
Anak mencoba untuk membuat pola dengan sesuatu yang berbeda meskipun
bentuknya sama. Misalanya, mereka membuat pola dengan menggunakan bola dan
jeruk.
- Representasi
Anak mencoba mereprentasikan konsep yang ada dalam bentuk gambar. Misalnya,
anak menggambar lingkaran di atas kertas yang merupakan hasil dari
representasinya terhadap bola dan buah jeruk.
- Simbolik
Anak mereprestasikan bentuk tadi dengan sesuatu yang ada di sekitarnya.
Misalnya anak merepresentasikan bentuk bundar dengan kolam ikan yang ada di
taman sekolah yang berbentuk bundar pula.
- Formalisasi
Anak belajar untuk mengetahui konsep 2 dimensi dan 3 dimensi. Anak dapat
mengkatagorikan serta mengurutkan benda – benda tersebut. Misalnya, anak
mengurutkan jeruk dan bola tadi secara selang seling lalu mengkategorikan bola
dan jeruk dalam bentuk yang sama yaitu bentuk bundar.
Semua teori – teori pemikiran matematika dari Dienes, sangat berkaitan serta dengan tujuan pendidikan. Dimana anak membangun
pengetahuannya sendiri, lalu anak mencoba untuk aplikasi terhadap apa yang anak
ketahui dan menjadikannya pengalaman yang berharga dikarenakan keterlibatannya
dalam pembelajaran matematika dan benda kogkret lainnya.
Daftar Pustaka
Charlesworth,
Rosalind. Experience in Math for Young
Children. USA: Wadsworth, Cengage Learning: 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar